Senin, 02 Juni 2008




Pembantuku Yang Seksi

Pada waktu pertama kali dia masuk, aku mulai tertarik melihat payudaranya yang montok, ingin rasanya aku meremasnya dan memasukkan barangku ke memeknya.
Kemudian setelah 1 bulan berlalu aku mendapatkan kesempatan, ketika itu badannya agak demam dan aku menawarkan diri untuk menggosoknya dengan balsem yang kupunya.Dia pertama sich agak ragu, kemudian karena aku terus mendesak, dengan terpaksa dia mengijinkan aku mengerokinya. Aku buka resletingnya dan aku mulai mengeroknya. " Boleh kaga' aku buka BH kamu ? " tanyaku waktu itu. " Untuk apa ? " tanyanya balik. " Ya supaya saya bisa ngerok kamu dan menggosok badan kamu dengan balsem. " jawabku dan tanpa menanti jawaban serta ijinnya aku langsung buka BHnya... " Gila... payudaranya montok banget " kataku dalam batin ingin rasanya aku meremasnya, kuperkirakan ukurannya minimal 36 B, lama kelamaan aku tak tahan dan meremasnya dan sialnya dia teriak " Jangan gitu " Tapi karena nafsu telah menguasai batok kepalaku... tak kuat lagi aku menghentikan tanganku yang masih terus menggerayangi dadanya yang ranum mengairahkan itu... Kemudian dia bangkit dari tempat tidur, membenahi pakaiannya dan keluar kamarku... dia masuk ke kamarnya.
Setelah cukup lama dan dia tertidur, aku coba memeriksa kamarnya dan kebetulan dia lupa menguncinya, maka dengan leluasa aku dapat masuk dan menguncinya dari dalam. Aku mendekatinya dan tampaknya dia hanya menggunakan BH dan CD saja dalam tidurnya... entah mengapa. Aku mulai coba buka tali BHnya, kucium bibirnya dan sambil meremas dadanya yang 36 B.Tiba-tiba dia terbangun " Tuan... saya akan berteriak bila Tuan tidak segera keluar dari kamar ini. " katanya tiba-tiba dan sempat membuatku kaget... berani juga ni anak. " Silahkan saja kamu teriak... paling kamu kehilangan pekerjaanmu " jawabku enteng. Dia mulai melemah dan tertunduk... " Nah begitu lebih bijaksana " kataku lagi sambil mulai meraih dadanya, kuremas perlahan... cukup lama, hingga dia mulai terbawa arus. " Hheeeehhhhh....... " erangnya saat itu. Aku mulai dengan membuka CDnya dan tanpa basa-basi lagi hendak memasukkan dalam memeknya. " Tuan... jangan... hentikan " katanya tanpa kutau maksudnya. Tuan, jangan hentikan atau Tuan, Jangan. Hentik !!! dua kalimat yang berbeda arti hanya dapat diartikan dengan intonasi dan penekanan kata saat diucapkan. Tanpa pikir lebih jauh karena barangku sudah siap tempur... aku pilih saja alternatif pertama, yang maksudnya Tuan, jangan hentikan. Ya terus kalo monya jangan hentikan. Aku mulai paksa dia dengan menindihnya... dia sedikit berontak... berarti masih malu dan penolakannya hanya basa-basi. Permainan permulaan dengan gaya tindih sampai beberapa waktu baru kemudian aku perintahkan dia untuk nungging berpegangan pada sisi ranjang dan aku tembak dari belakang. " Sakit Tuan... eeeeehhhhhhhmmm.... " rengeknya. Aku makin nafsu dan aku goyang makin keras sampe dia pingsan. Aku ngga' mau tau apa yang dia rasakan... yang penting aku puas... siapa suruh punya badan bagus dan dada besar, kalo ngga' mau dientot.
Aku cabut barangku dari lobangnya dan baru kutau kali ini darah segar mengalir lari lobang yang baru saja aku tikam, ternyata... ach... sebodo... yang penting rasanya Bung !!!